Rokat Tase Doa Laut, dan Syukur ala Masyarakat Madura!

Rokat Tase Doa Laut, dan Syukur ala Masyarakat Madura!

piccolopetesrestaurant.net, Rokat Tase Doa Laut, dan Syukur ala Masyarakat Madura! Di Madura, laut bukan hanya tempat mencari rezeki. Laut adalah sahabat, tempat menitipkan harap, dan kadang juga jadi tempat berkeluh kesah. Maka dari itu, masyarakat di sana punya satu tradisi yang selalu bikin merinding: Rokat Tase.

Bukan sekadar upacara, Rokat Tase adalah bentuk terima kasih yang di lantunkan dengan rasa penuh. Setiap tahunnya, laut jadi panggung utama dari rasa syukur yang di suarakan keras-keras lewat doa dan iringan sesaji. Tradisi ini bukan ritual biasa. Ini adalah jembatan antara manusia, laut, dan langit.

Dan seperti biasa, semuanya di lakukan bersama. Karena di Madura, kebersamaan bukan sekadar kata, tapi napas yang menyatu dalam tiap langkah warganya.

Tradisi yang Hidup dari Generasi ke Generasi

Meski zaman makin cepat dan teknologi makin canggih, Rokat Tase tetap bertahan. Bahkan, makin banyak anak muda Madura yang ikut meramaikan. Mereka sadar, warisan ini bukan sesuatu yang bisa di tukar dengan gawai modern. Di balik sesaji dan doa, ada cerita panjang yang tak bisa di lepaskan dari identitas orang Madura.

Biasanya, ritual di mulai sejak pagi. Warga berdatangan dengan pakaian terbaik. Ada yang bawa tumpeng, ada yang bawa buah, ada juga yang membawa perahu kecil berisi makanan. Semua di kumpulkan dan di berangkatkan ke laut, di iringi lantunan doa yang penuh pengharapan.

Ada satu momen yang selalu di tunggu saat sesaji di lepaskan ke laut. Di sinilah air mata kadang tumpah. Bukan karena sedih, tapi karena rasa syukur yang tak bisa di bendung.

Bukan Sekadar Ritual, Tapi Cermin Kehidupan

Rokat Tase Doa Laut, dan Syukur ala Masyarakat Madura!

Setiap elemen dalam Rokat Tase punya arti. Bahkan bunyi gamelan yang mengiringi punya peran tersendiri. Ia jadi musik yang menyatu dengan suara ombak, menciptakan suasana magis yang susah di jelaskan. Saat itulah, banyak warga yang merasakan ketenangan yang tidak mereka dapatkan dari kesibukan sehari-hari.

Lihat Juga  Mengungkap Ritual Ma'nene Toraja: Budaya Menghormati Leluhur

Mereka melihat langsung bagaimana leluhur mereka menjaga hubungan dengan alam, bukan dengan paksaan, tapi dengan cinta. Dan dari situ pula, benih kesadaran mulai tumbuh.

Masyarakat Madura sadar, laut tak hanya memberi hasil tangkapan. Laut juga punya ruh. Maka dari itu, mereka tak sekadar mengambil, tapi juga memberi balik. Rokat Tase adalah bentuk paling nyata dari timbal balik itu.

Menguatkan Ikatan Sosial dan Spiritual Sekaligus

Menariknya, Rokat Tase tak hanya menyatukan manusia dengan alam, tapi juga manusia dengan manusia. Dalam satu hari itu, semua perbedaan seolah hilang. Yang kaya dan miskin, yang tua dan muda, semua duduk bersama. Makan bersama. Tertawa bersama.

Semua jadi satu tubuh. Dan itulah yang bikin tradisi ini terasa sakral. Tidak ada batasan. Yang ada hanya rasa syukur, dan kebersamaan yang menghangatkan.

Lebih dari itu, ada sisi spiritual yang kuat. Saat doa di kumandangkan, ombak terasa lebih tenang. Langit seperti ikut mendengarkan. Masyarakat yang biasanya keras karena hidupnya di tempa cuaca dan kerja keras, hari itu tampak lebih lembut. Mereka kembali ke akar—ke rasa syukur yang sederhana namun dalam.

Kesimpulan

Rokat Tase bukan sekadar upacara adat. Ia adalah simbol hidup masyarakat Madura. Tradisi ini mengajarkan bahwa hidup bukan hanya tentang mengambil, tapi juga tentang memberi kembali. Tentang menyatu dengan alam, dan menjaga keseimbangan yang tak bisa di beli dengan uang.

Laut yang luas di jaga bukan dengan hukum, tapi dengan doa. Dihormati bukan karena takut, tapi karena cinta. Dan dari cinta itu, lahir kebiasaan indah yang terus hidup hingga kini.

Bagi siapa pun yang sempat melihat langsung Rokat Tase, pasti akan merasa bahwa hidup bisa sesederhana bersyukur. Sebuah momen ketika manusia, laut, dan langit berbicara dalam bahasa yang sama: rasa terima kasih.

Lihat Juga  Mengintip Keunikan Grebeg Sudiro Warisan Budaya Solo!

By Mei