Tradisi Dogdog Lojor Suara Kuno yang Menolak Dilupakan!

Tradisi Dogdog Lojor Suara Kuno yang Menolak Dilupakan!

piccolopetesrestaurant.net, Tradisi Dogdog Lojor Suara Kuno yang Menolak Dilupakan! Kalau bicara soal budaya, jangan pernah remehkan kekuatan suara. Di tanah Sunda, ada satu nada yang menolak tenggelam, meski zaman makin bising. Namanya Dogdog Lojor bukan hanya sekadar tabuhan gendang, tapi getaran yang menyalakan kembali semangat kampung. Tradisi ini sudah mengakar kuat di tengah masyarakat Baduy, dan hingga kini masih berdiri tegak, gak peduli seberapa keras arus modernitas coba menyeret.

Bukan tanpa alasan Dogdog Lojor terus bertahan. Ada sesuatu yang magis dari suara yang di timbulkannya, sesuatu yang langsung menembus tulang dan membawa kita ke masa lampau. Biarpun zaman berubah, masyarakat Baduy punya cara sendiri untuk merawat suara ini agar terus bergema di pelosok tanah Banten.

Suara yang Bukan Sekadar Bunyi

Dogdog Lojor memang berbentuk gendang panjang, tapi jangan salah setiap dentuman punya makna, setiap irama punya ruh. Dalam setiap acara adat, Dogdog Lojor jadi nyawa yang menggerakkan, bukan cuma latar suara. Ia hadir dalam ritual penting seperti Seren Taun, juga jadi pengiring perjalanan spiritual warga Baduy Dalam dan Baduy Luar. Tak heran kalau suara dogdog di anggap punya ikatan langsung dengan semesta.

Bunyi yang di hasilkan Dogdog Lojor bukan sembarangan. Tidak hanya soal keras atau pelan, tapi tentang harmoni dengan alam. Penabuhnya pun harus memahami ritme hidup, bukan sekadar irama musik. Inilah alasan kenapa tradisi ini tak bisa di beli dan di pindahkan begitu saja. Ia hidup bersama masyarakatnya—dan mati jika di jauhkan dari akar.

Di Tengah Hutan, Tradisi Ini Justru Berkembang

Mungkin banyak yang mengira hidup di pedalaman membuat budaya cepat pudar. Namun, Baduy justru membalik semua anggapan. Dengan larangan membawa alat elektronik dan membangun bangunan modern, masyarakat Baduy menjaga tradisinya dari dalam. Dogdog Lojor jadi bukti paling konkret bahwa kekunoan bukan sesuatu yang harus di tinggalkan, tapi bisa di rayakan.

Lihat Juga  Batik Indonesia: Mengungkap Warisan Budaya yang Mendunia

Menariknya, meski hidup jauh dari teknologi, warga Baduy tidak buta arah. Mereka tahu bagaimana menjaga keseimbangan. Mereka tidak anti kemajuan, tapi mereka menyeleksi apa yang bisa di bawa masuk. Dan Dogdog Lojor menjadi salah satu bentuk seleksi itu yang terpilih untuk di jaga, di bunyikan, dan di teruskan turun-temurun.

Bahkan di beberapa perayaan budaya luar Baduy, suara Dogdog Lojor sering di undang untuk tampil. Ini menandakan bahwa suaranya bukan hanya milik kampung, tapi sudah menggema sampai kota. Hal ini menunjukkan kalau keaslian bisa menarik, asalkan di sampaikan dengan jujur dan penuh makna.

Dentuman yang Bangkitkan Identitas

Tradisi Dogdog Lojor Suara Kuno yang Menolak Dilupakan!

Dogdog Lojor bukan sekadar alat tradisional, tapi simbol dari jati di ri. Generasi muda Baduy, meski tidak terlalu aktif di dunia di gital, tetap di ajarkan untuk mengenal suara ini sejak kecil. Bahkan, banyak dari mereka yang bangga bisa ikut tampil dalam perayaan adat. Suara dogdog jadi pengingat, bahwa mereka bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Hal ini jadi pelajaran buat kita semua: kadang, identitas gak perlu di cari di tempat jauh atau melalui hal-hal baru. Justru dengan kembali ke akar, kita bisa berdiri lebih kuat. Dogdog Lojor mengajarkan hal itu tanpa harus banyak bicara cukup dengan satu dentuman, semua tersampaikan.

Kita mungkin hidup di kota besar, tapi saat suara Dogdog Lojor di putar ulang di festival budaya, bulu kuduk tetap merinding. Ada semacam kedekatan spiritual yang muncul secara otomatis, seperti panggilan dari nenek moyang yang menyuruh kita berhenti sebentar dan mendengarkan.

Kesimpulan

Di tengah dunia yang makin bising dan serba cepat, Dogdog Lojor tetap bertahan dengan suaranya yang tenang namun menggugah. Tradisi ini tidak hanya soal menabuh gendang, tapi tentang melestarikan nilai, menjaga keharmonisan, dan menyuarakan identitas yang tidak bisa di beli oleh zaman.

Lihat Juga  Wayang Golek: Seni Tradisional Jawa Hidupkan Cerita Legenda

Dogdog Lojor membuktikan bahwa suara kuno tidak harus di am. Ia bisa tetap lantang, tetap bergema, dan tetap menciptakan ruang dalam hati orang-orang yang mendengarnya. Maka, selama masih ada yang mau mendengar, suara ini tidak akan pernah hilang. Dogdog Lojor bukan sekadar alat musik ia adalah warisan yang menolak di lupakan.

By Mei